Ayah... DENGARLAH!

Sabtu, 09 November 2013

| | | 0 komentar

(Elisabeth Devi Yanti Sidabutar)
Hari Minggu... Hari dimana aku bisa merasakan ketenangan. Hari dimana aku bebas tanpa aturan yang mengekang. Pagi itu, pagi yang selalu aku tunggu-tunggu. Pagi dimana matahari tersenyum riang, pepohonan menari-nari sembari angin bersahut-sahutan. Kelopak mata perlahan memekar. Pupil menguncup malu melihat sang mentari tersenyum.
“Uaahh..... (menguap). Udah jam berapa ini, Bel?” kataku malas.
“Jam 06.45, Bet. Mandilah! Bentar lagi apel, apalagi air di bak mandi sudah hampir habis.” jawabnya panik.
“Ehe... Inilah kehidupan di asrama, butuh kecepatan untuk berlomba dalam segala hal termasuk dalam hal kebutuhan air. Kalau telat sedikit saja, pasti air habis.” desahku.
“Hehehe... Iya.” balasnya sambil tersenyum.
Dengan kecepatan penuh, 5 menit pun waktu yang kuhabiskan tuk mandi. Tak lama, sangkakala pertanda apel makan pagi pun berbunyi. Aku pun berlari secepat kilat agar tidak telat karena bagi siswa/i yang telat apel akan mendapatkan sanksi yaitu dengan mengambil jatah 50 kali push-up. Setelah piket yang bertugas untuk mengecek kehadiran siswa/i selesai, siswa/i pun diperintahkan untuk memasuki aula makan dengan tertib dan teratur.

Still not believed !

Sabtu, 12 Oktober 2013

| | | 0 komentar
Ku pandang jauh ke depan...
Pupil menerobos gelap...
Kulihat... engkau diam...
Kupanggil... engkau kaku..
Kusentuh.. engkau pucat..
Kupeluk... engkau jatuh...
Berlinang air mata ini.
Kukedipkan sejenak..
Rintik itu menghapus raut wajah.
Kuputar memori singkat tentangmu.
Tetesan penuh rasa terjatuh.
Terkulai lemas tangan ini.
Tercambuk lembek hati ini.
Diam.... Hampa....
Semua harapan yang tersisa kukubur...
Impianku memburam...
Tak ada arti ku hidup...
Bila tanpa sosokmu...
Ayahh....
Still not believed..
:'(

by: Ibet

Maaf :'(

| | | 0 komentar
Tetesan ini mengalir menuruni pipi
Menyisakan bekas yang perih
Ku kedipkan mata ini
Tak kuat menahan
Hidung sumbat menyulitkanku bernafas
Rasa kecewa menghadapiku
Rasa penyesalan membuatku jatuh
Perih,.... Ayah.....
Seribu kata maaf tak cukup
Maafin adek.....
Bibir keluh, bergetar tak henti...
Denyut nadi berhenti perlahan
Pandangan kosong...
MATI...
Semu mengendur perlahan..
Jatuh sudah... Semua HANCUR....
Harapan punah...

by: Ibet

Kalian :'(

Sabtu, 18 Mei 2013

| | | 0 komentar
Tangisan kalian.
Raut wajah kalian.
Lembut tangan kalian..
Luka itu!
Menyayat tanganku.
Sakit kalian tahankan.

Hening ^-^

| | | 0 komentar

Ku bungkam bibir ini.
Ku tepis hati ini.
Ku biarkan terombang-ambing.


Just to say this!

| | | 0 komentar

Debu melayang-layang.
Hening.... Senyap......
Bayanganmu terlintas...
Gelap...
Tenggorokan tersentak sejenak.
Kening seakan tandus, panas.

Derita anak kaleng :'(

| | | 0 komentar
Sang polisi merah berkedip..
Ku kedipkan bola mata..
Si kecil jalanan melintas ..
Bayangan tikus berdasi menikam kuat leher lemas itu..
Membisikkan segelintir ancaman..
Menuangkan kopi pahit ke jalanan.