(Elisabeth Devi Yanti Sidabutar)
Hari
Minggu... Hari dimana aku bisa merasakan ketenangan. Hari dimana aku bebas
tanpa aturan yang mengekang. Pagi itu, pagi yang selalu aku tunggu-tunggu. Pagi
dimana matahari tersenyum riang, pepohonan menari-nari sembari angin
bersahut-sahutan. Kelopak mata perlahan memekar. Pupil menguncup malu melihat sang
mentari tersenyum.
“Uaahh..... (menguap). Udah jam berapa
ini, Bel?” kataku malas.
“Jam 06.45, Bet. Mandilah! Bentar lagi
apel, apalagi air di bak mandi sudah hampir habis.” jawabnya panik.
“Ehe... Inilah kehidupan di asrama, butuh
kecepatan untuk berlomba dalam segala hal termasuk dalam hal kebutuhan air.
Kalau telat sedikit saja, pasti air habis.” desahku.
“Hehehe... Iya.” balasnya sambil tersenyum.
Dengan kecepatan penuh, 5 menit pun waktu
yang kuhabiskan tuk mandi. Tak lama, sangkakala pertanda apel makan pagi pun
berbunyi. Aku pun berlari secepat kilat agar tidak telat karena bagi siswa/i
yang telat apel akan mendapatkan sanksi yaitu dengan mengambil jatah 50 kali
push-up. Setelah piket yang bertugas untuk mengecek kehadiran siswa/i selesai,
siswa/i pun diperintahkan untuk memasuki aula makan dengan tertib dan teratur.