Ayah... DENGARLAH!

Sabtu, 09 November 2013

| | | 0 komentar

(Elisabeth Devi Yanti Sidabutar)
Hari Minggu... Hari dimana aku bisa merasakan ketenangan. Hari dimana aku bebas tanpa aturan yang mengekang. Pagi itu, pagi yang selalu aku tunggu-tunggu. Pagi dimana matahari tersenyum riang, pepohonan menari-nari sembari angin bersahut-sahutan. Kelopak mata perlahan memekar. Pupil menguncup malu melihat sang mentari tersenyum.
“Uaahh..... (menguap). Udah jam berapa ini, Bel?” kataku malas.
“Jam 06.45, Bet. Mandilah! Bentar lagi apel, apalagi air di bak mandi sudah hampir habis.” jawabnya panik.
“Ehe... Inilah kehidupan di asrama, butuh kecepatan untuk berlomba dalam segala hal termasuk dalam hal kebutuhan air. Kalau telat sedikit saja, pasti air habis.” desahku.
“Hehehe... Iya.” balasnya sambil tersenyum.
Dengan kecepatan penuh, 5 menit pun waktu yang kuhabiskan tuk mandi. Tak lama, sangkakala pertanda apel makan pagi pun berbunyi. Aku pun berlari secepat kilat agar tidak telat karena bagi siswa/i yang telat apel akan mendapatkan sanksi yaitu dengan mengambil jatah 50 kali push-up. Setelah piket yang bertugas untuk mengecek kehadiran siswa/i selesai, siswa/i pun diperintahkan untuk memasuki aula makan dengan tertib dan teratur.